Kamis, 24 September 2009

MENCONTOH KETELADANAN KELUARGA NABI IBRAHIM (KHUTBAH IDUL ADHA)

الله اكبر الله اكبر 9×
الله اكبر كبيرا والحمد لله كثيرا بكرة واصيلا، الحمد لله الذى اَ نـْـزَلَ الْعِيْدَ ضِيَافَـةً لِلاَ ناَمْ وَجَعَلَهُ مِنْ اَكْرَمِ شَعَائِرِ اْلاِسْلاَمِ, وَ اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شـَرِ يْكَ لَهُ اِلَيْهِ ابْـتَلَى اِبْرَاهِيْمَ خَلِيْلَةً وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَناَ وَ نَبِيِّنَا محمدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْ لهُ, اللهم صل وسلم وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا محمدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ كَمَا صَلَّـيْتَ عَلَى اِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ اَلِـ اِبْرَاهِيْمَ وَسَلِّمْ تَسْلِيمًا كَثِيرًا. اما بعد: فَيَا عِبَادَ اللهِ اتَّقُوااللهَ وَكُوْ نُوْا مَعَ الصَّادِقِـيْنَ
.

Jamaah Shalat Idul Qur’ban yang mulia

Pada hari ini jutaan umat Islam dari segenap pelosok dunia berdatangan dan berkumpul di tanah suci melakukan ibadah haji. Gemuruh gema suara kaum muslimin dan muslimat yang sedang menunaikan manasik haji itu menyambut panggilan Ilahi dengan mengucapkan talbiyah :

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ لاَ شَرِ يْـكَ لَكَ لَبَّيْكَ. اِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَاْلـمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ.
“Inilah kami, ya Allah. Inilah kami memenuhi panggilanMu. Tidak ada sekutu bagi-Mu. Sesungguhnya segala puji dan nikmat adalah bagi-Mu, dan Engkaulah yang menguasai segala sesuatu. Tidak ada yang menyekutui kekuasaanmu."

Pada hari yang berbahagia ini pula Umat Islam lainnya di seluruh dunia serentak mengumandangkan kalimah Takbir, Tahmid, Tahlil, sebagai manifestasi dari rasa syukur dan taqwa kepada Allah swt. Kelezatan bertahmid, takbir dan tahlil, terasa menembus hati nurani semua umat tauhid yang mampu menghubungkan tali ruhaninya yang suci kepada Khalik seru sekalian alam. Alangkah bahagiannya, apabila kita senantiasa dalam suka dan duka dapat merasakan kehadiran Allah yang Maha Pengasih lagi Penyayang, tempat kita minta petunjuk jalan pada waktu gelap, tempat berlindung dari segala kesulitan hidup.

Jama’ah Shalat Idul Qur’ban Rakhimakumullah

Setiap datang Idul Adha terlintas kembali kenangan sejarah Nabi Ibrahim dan keluarganya memperjuangkan kalimat tauhid dengan rasa syukur dan taqwa kepada Allah. Kita sebagai umat Muhammad diperintah agar meneladani dan mengikuti jejak amal ibadat serta agama Ibrahim tersebut, sesuai dengan firman Allah dalam Surat An-Nahl ayat 123 :

ثُمَّ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ أَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): "Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif." dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. (QS. An-Nahl:123)

Allahu akbar 3x

Jama’ah Shalat Idul Qur’ban Rakhimakumullah

Sangatlah menarik, manakala sebagian perjalanan hidup keluarga Nabi Ibrahim menjadi salah satu ritual besar agama Islam. Ada beberapa hal yang patut kita renungkan dari perjalanan hidup Nabi Ibrahim yang patut kita teladani.

1. Nabi Ibrahim lebih mengutamakan perintah Allah dibandingkan dengan rasionalitas.

Dalam perjalanan Nabi Ibrahim seringkali kita dengar cerita bahwa Nabi Ibrahim meninggalkan isterinya Siti Hajar dan bayi mungil Ismail ditinggalkan sendirian di Makkah, yang masih dalam kondisi tandus dan gersang tanpa ada mata air. Begitu juga cerita kerelaan Siti Hajar ditinggalkan di Makkah sendirian bersama putranya Nabi Islam’il, dan perjuangannya untuk mempertahankan hidup dirinya dan putranya. Begitu juga cerita tentang keikhlasan Nabi Isma’il mau di sembelih oleh Bapaknya. Antara Bapak, Isteri dan Anak semuanya meninggalkan rasionalitas demi menggapai keridhaan Ilahi, demi memenuhi perintah Allah yang dirasa sangat berat tanpa tahu hikmah dibalik itu semua.

Setelah mereka melakukan perintah Allah tanpa menggunakan rasionalitas, maka yang terjadi adalah perjalanan mondar-mandirnya Siti Hajar di bukit shafa dan marwa juga merupakan bagian dari ibadah haji dan Umrah. Pembangunan Ka’bah yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim beserta putranya Nabi Isma’il sekarang menjadi pusat peribadatan umat Islam di seluruh dunia. Kerelaan Nabi Ibrahim untuk menyembelih putra kesayangannya, demikian juga keikhlasan Nabi Isma’il untuk disembelih, ternyata semuanya digantikan oleh Allah sesuatu yang lebih baik dan bahkan dikenang oleh seluruh umat Islam sampai sekarang.

Berbeda dengan kita yang lebih mendahulukan rasionalitas daripada perintah-perintah Allah. Banyak sekali perintah Allah untuk melaksanakan shalat wajib, sunnat dan shalat malam, tapi kita meninggakannya dengan alasan rasionalitas “saya harus istirahat tidur untuk mendapatkan badan yang fit di esok hari”. Begitu juga dengan banyaknya perintah zakat dan shadaqah yang termuat dalam al-Qur’an kita abaikan karena kita berfikir rasionalitas “mencari makan untuk besok saja susah, kenapa saya harus shadaqah”.

Wahai umat Islam, marilah kita teladani sikap keluarga Nabi Ibrahim yang lebih mendahulukan perintah-perintah Allah dibandingkan pikiran-pikiran rasionalitas yang sifatnya pendek. Demi mencapai keridhaan Allah SWT.

2. Besarnya pengorbanan Keluarga Nabi Ibrahim untuk mencapai keridhaan Allah

Ketika meninggalkan istrinya Siti Hajar dan bayi mungilnya yang dicintainya di Makkah sendirian, Nabi Ibrahim menangis dengan berat hati meninggalkan mereka sendirian. Nabi Ibrahim mengorbankan kepentingan dirinya sendiri dengan meninggalkan isteri dan anaknya demi menjalani perintah Allah.

Maha Suci Allah dari persangkaan-persangkaan yang buruk. Allah SWT mengganti pengorbanan
Nabi Ibrahim meninggalkan isteri dan anaknya untuk diserahkan kepada Allah SWT. Begitu juga Pengorbanan Siti Hajar ditinggalkan suaminya di tengah gurun panas beserta bayi mungilnya menjadikan ritual Sa’i yang dilakukan sampai sekarang dan munculnya mata air zam-zam yang baru diketahui kehebatannya, karena bentuk molekulnya lebih indah bila dibandingkan dengan mata air di manapun jua.

Begitu juga pengorbanan Nabi Ibrahim untuk menyembelih putranya, begitu juga Isma’il mau mengorbankan dirinya untuk disembelih, menghasilkan hilangnya tradisi mengorbankan manusia dan menggatinya dengan hewan qurban yang dilakukan sampai sekarang.

Allahu Akbar 3 X
Kaum Muslimin Jamaah Idul Qur’ban yang mulia

Seberapa besarkah kita mengorbankan isteri dan anak kita demi mencapai keridhaan Allah, seberapa besarkah para isteri kita mengorbankan kepentingan dirinya sendiri demi keluarga mencapai keridhaan Allah. Dan Seberapa besar pengorbanan anak-anak kita demi mencapai keridhaan Allah.

Kita lebih suka mengorbankan ibadah kita untuk kesenangan-kesenangan kita seperti menonton sepak bola, kita lebih suka mengorbankan ibadah suami untuk lebih suka ditunggui oleh suami. Dan anak-anak kita lebih suka orang tua mereka yang berkorban untuk kesenangan mereka sendiri. Jarang sekali kita mengorbankan kepentingan, kesenangan dan keindahan duniawi untuk mencapai keridhaan Allah SWT. Bahkan kita terkadang menjadikan hawa nafsu kita sebagai Tuhan. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat al-Furqon/25 ayat 43 :

أَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ أَفَأَنْتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلاً
Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?

Marilah sikap dan perilaku keluarga Nabi Ibrahim dalam mengorbankan kepentingannya sendiri kita contoh, kita bumikan mengorbankan waktu kesenangan kita untuk lebih banyak bermunajat kepada Allah SWT., marilah kita perbanyak mengorbankan tidur kita demi melaksanakan shalat malam dan berzikir kepada Allah. Marilah kita korbankan sebagian harta kita untuk kita serahkan kepada Allah, utamanya melalui para fakir dan miskin.

Allahu Akbar 3 X
Kaum Muslimin Jamaah Idul Qur’ban yang berbahagia

3. Mencontoh Nabi Ibrahim dalam mendesain keluarga yang berkualitas

Benarlah pendapatnya Ibn Khaldun bahwa masyarakat terbagi menjadi tiga generasi. Yang
pertama, generasi pembangun. Yang kedua, generasi penikmat, dan yang ketiga adalah generasi penghancur. Ketika kita sebagai orang tua telah bersusah payah mencari nafkah untuk keluarga, untuk menyekolahkan anak-anak kita, ternyata anak-anak kita adalah generasi penikmat dari hasil jerih payah orang tuanya.

Ketika keinginan sang anak tidak dipenuhi, maka sang anak akan ngambek bahkan berani mengancam bapaknya “kalau tidak dibelikan ini dan itu, maka sang anak tidak mau sekolah, tidak mau mengaji dan tidak mau menuruti perintah orang tuanya”. Kalau anak-anak kita adalah generasi penikmat dari hasil usaha kita, maka cucu-cucu kita adalah generasi penghancur keluarga kita. Berapa banyak contoh di hadapan kita keluarga-keluarga yang kaya-raya tetapi habis di tangan cucu-cucunya. Bahkan harta mereka tidak sampai 7 turunan.

Kaum Muslimin Jamaah Idul Qur’ban yang berbahagia

Nabi Ibrahim telah memberikan teladan bagi kita yang patut kita contoh. Ibrahim adalah seorang Nabi, putranya juga seorang Nabi bahkan cucu-cucunya adalah juga seorang Nabi, diantaranya Nabi Isma’il as dan Nabi Isa as. Bahkan Nabi Muhammad SAW pun juga keturunan dari beliau. Maka pantaslah Nabi Ibrahim disebut bapaknya para Nabi.

Ini sesuai dengan do’a

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

"Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (al-Furqon/25:74)

Isteri-isterinya dan anak-anaknya menjadi penyenang hati Nabi Ibrahim dalam menggapai keridhaan Allah SWT. Sehingga Nabi Ibrahim menjadi imam bagi orang-orang yang bertaqwa yang tidak lain adalah anak cucunya sendiri.

Marilah kita contoh cara Nabi Ibrahim mendesain keluarga dan anak keturunannya untuk menjadi Nabi-Nabi. Marilah kita jadikan diri kita sebagai generasi pembangun, jadikan anak kita sebagai generasi pembangun dan kita jadikan cucu-cucu kita juga sebagai generasi pembangun. Demi mengeluarkan bangsa kita dari keterpurukan. Ini harus diusahakan. Marilah kita wujudkan doa kita untuk menjadikan anak keturunan kita menjadi orang-orang pembangun yang berkualitas

Jama’ah shalat Idul Adha Rahimakumullah

Mari kita isi sisa hidup kita dengan aqidah yang tercermin dalam amal dan ibadah. Mari kita penuhi segenap kehidupan kita dengan kegiatan perjuangan perjuangan yang telah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim AS.. Mari kita hiasi diri kita dengan akhlaq qurban dan qur’ani.

اللهم بَارِكْ لَنَا فِيْمَارَزَقْتَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. اَللهم لَكَ اَسْلَمْنَا وَبِكَ اَمَنَّا وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا وَاِلَيْكَ اَنَبْنَاوَبِكَ خَاصَمْنَا وَاِلَيْكَ حَاكَمْنَافَاغْفِرْ لَنَا مَاقَدَّمْتَ وَمَااَخَّـرْتُ. اَنْتَ اِلَهُنَا لاَ اله الا انت اَقُولِ قَوْ لِي هَذَا واستغفرالله لِى وَلَكُمْ


Khutbah kedua

الله اكبر الله اكبر 7× الله اكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة واصيلا. الحمد لله الذي اَعْادَ اْلاَعْـيَادَ وَّ كَرَّرَ. اَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ اَنْ خَلَقَ وَصَوَّرَ. وَاَشْهَدُ اَنْ لا اله الا الله ُوَحْدَهُ لاَ شَرْ يْكَ لَه شَهَادَةً يُّثْقِلُ بِهَا الْمِيْزَانَ فِى الْمَحْشَرِ. وَاَشْهَدُ ان محمدا رسول اللهِ الْمَبْعُوْثُ اِلَى اْلاَسْوَدِ وَاْلاَحْمَرِ. اللهم فَصَلِّ وَسَـلِّمْ عَلَى سَيِّدِنامحمد وعلى اله واصحابه اْلفَائِزِيْنَ بِالشَّرَفِ اْلاَفْخَرِ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ الله اِتَّقُواللهَ فِيْمَااَمَرَ. وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى اللهُ عَنْهُ وَحَذَرَ. وَاعْلَمُوا اَنَّ اللهَ صَلَّى عَلَى نَبِيِّهِ قَدِيْمًا فَقَالَ تـَعَالى, اِنَّ الله وملا ئكة يصلون على النبي يا ايها الذين امنوا صلوا عليه وسلموا تسليما. اللهم صل وسلم على سيدنا محمد خَيْرِ الْخَلْقِ صَاحِبِ اْلاِصْلاَحِ اُمُوْرَ الدُّنْيَا وَالدِّ يْنِ. اللهم انْصُرْ مَنْ نَّصَرَ الدِّ يْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ وَاجْعَلْ بَلْدَتَنَا هَذِهِ اَمِنَةً مُطْمَئِنَّةً وَسَائِرَ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ. رَبَّنَا اَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ اَقْدَامَنَا وَانْصُرْناَ عَلىَ القَوْمِ الْمُنَافِقِيْنَ وَانْصُرْناَ عَلىَ الْقَوْمِ الْحَاسِدِيْنَ. اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الاحياءمنهم والاموات
وَجْعَلِ اللهُمَّ بَلْدَتَنَا هَذِهِ بَلْدَةَ اِنْدُوْنِيْسِيَا اَمِنَةً مُطْمَئِنَّةً رَخِيَّةً وَسَائِرِ بِلاَدِ المُسْلِمِينَ، اللهم انْصُرْنَاوَقَوِّ اَجْسَادِنَا لِطَاعَتِكَ وَاجْتِنَابِ مَعَاصِيْكَ وَزِيَارَةَ بَيْتِكَ الحَرَامِ وَقَبْرِ نَبِيِّكَ المُعَظَّمْ. وَاغْفِرْ وَارْحَمْ وَتَقَبَّلْ اَعْمَالَ اِخْوَ انِنَا الَّذِيْنَ يَحُوجُّوْنَ فِى هَذَا العَامِ وَسَلِّمْ اَبْدَانَهُمْ وَاَدْيَانَهُمْ وَاَمْوَالَهُمْ مِنْ جَمِيْعِ البَلاَ ءِ وَالْبَلاَ ياَ وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمَ, وَاجْعَلْ ذَالِكَ الْحَجَّ لَهُمْ حَجًّا مَبْرُوْرًا وَسَعْيَهُ مَشْكُوْرًا وَتِجَارَةْ لَنْ تَبُوْرَ. بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالمين. عباد الله ان الله يأمر بالعدل ولإحسان وايتائذي القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغى يعضكم لعلكم تذكرون، واذكروا الله يذكركم واستغفروا ه انه هو الغفور الرحيم


duniaquransunnah

1 komentar:

  1. Assalamu'alaikum...
    akh fillah... mohon izin sy ingin mempergunakan materi khutbah antum untuk 'iedul adha sekarang.

    jazakumullah ahsanal jaza...

    abah

    BalasHapus